Masa Depan Sagu di Tanah Indonesia
Kamis, 22 Agustus 2024 06:01 WIB
Merupakan teks argumentasi karya siswa SMA BSS Malang yang mengulik tentang dahsyatnya potensi sagu sebagai bahan pangan alternatif di tanah air tercinta, Indonesia
Masa Depan Sagu Di Tanah Indonesia
Mulai tahun 2024, harga beras di Indonesia kian hari melonjak tinggi. Hal itu disebabkan oleh kondisi cuaca yang ekstrem, sehingga mengganggu masa panen tanaman padi. Hal tersebut tentu saja memicu munculnya bahan alternatif pengganti beras, yang bisa menunjang kebutuhan pangan selain beras subsidi dari pemerintah. Salah satu bahan alternatif pengganti beras di Indonesia adalah sagu. Hal tersebut dapat memicu meningkatnya produksi sagu di Indonesia.
Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi sebagai pemilik lahan tanaman sagu terluas di dunia. Menurut Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, sekitar 5,5 juta ha lahan sagu terletak di Indonesia. Angka tersebut merupakan angka yang sangat besar, bahkan mencapai 85% dari lahan sagu di seluruh dunia, yang totalnya mencapai 6,5 juta ha. Di Indonesia, daerah dengan lahan sagu terluas terdapat di wilayah timur, tepatnya Papua. Terdapat sekitar 5,2 juta ha lahan sagu di Papua, dan sisanya tersebar di wilayah Merauke, Sarmi dan Mimika. Selain itu, daerah Maluku dan Sulawesi juga merupakan pemasok area hutan sagu terbesar kedua di Indonesia.
Meskipun daerah Papua memiliki lahan sagu terbesar di Indonesia, pemanfaatan sagu tersebut masih tergolong sangat rendah. Merujuk pada data statistik perkebunan Kementan 2022, hanya sekitar 4% luas areal sagu yang baru ter-manfaatkan dari luas sagu nasional. Jika dispesifikkan, hanya sekitar 212.468 ha lahan sagu yang dimanfaatkan dari total 5,5 juta lahan sagu nasional. Sedangkan, pada tahun yang sama, total produksi sagu mencapai 385.905 ton dari total lahan nasional. Tentunya, masih banyak potensi sagu di Indonesia yang bisa terus dimanfaatkan.
Sagu telah dimanfaatkan sebagai makanan pokok oleh banyak masyarakat Timur. Contoh dari olahan sagu sendiri seperti papeda yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Papua. Tak hanya di Papua, contoh lainnya adalah kapurung yang merupakan makanan tradisional khas Sulawesi Selatan. Makanan tersebut merupakan olahan dari sari atau tepung sagu. Dan biasanya kapurung disajikan dengan bumbu kacang dan dihidangkan dalam keadaan panas. Selain hidangan tersebut, masih banyak hidangan lain yang terbuat dari olahan sagu, seperti pempek khas Palembang, Sumatera Selatan.
Sagu sendiri merupakan bahan yang bergizi dan memiliki nutrisi baik bagi tubuh. Sagu kering memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Dalam 100 gram sagu, terdapat 94 gram karbohidrat. Selain karbohidrat, sagu juga mengandung protein, serat, kalsium serta zat besi. Dan dalam 100 gram sagu juga mengandung 355 kalori. Serta, sagu juga mengandung beberapa lemak dalam jumlah sedikit, sehingga biasanya dihiraukan.
Dari segi industri, Indonesia berpeluang besar menjadi pelopor dalam modernisasi industri pengolahan sagu. Hal tersebut diakibatkan oleh kandungan pati dalam sagu yang jumlahnya besar. Kebutuhan pati bagi industri di dunia saat ini mencapai 50 juta triliun per tahun. Ditambah lagi dengan laju pertumbuhan yang cukup pesat, yaitu sekitar 7,7% per tahunnya. Di tengah tekanan pelestarian lingkungan dan melambungnya harga minyak bumi, zat pati ini semakin dibutuhkan. Zat Pati dibutuhkan dalam produksi produk yang ramah lingkungan, seperti plastik organik ataupun etanol.
Dengan besarnya potensi pengembangan sagu di Indonesia, hal tersebut tentu saja harus dilaksanakan secara berkelanjutan. Hal tersebut akan memberikan manfaat yang besar bagi Indonesia. Tidak hanya di bidang ekonomi saja, tetapi akan berpengaruh besar di bidang budaya, lingkungan dan politik. Dalam pelaksanaannya, dibutuhkan juga dukungan besar dari pemerintah setempat. Tak hanya itu, kerja sama antara pemerintah pihak swasta dan masyarakat cara menyeluruh juga diperlukan demi terwujudnya program pengembangan sagu tersebut. Dengan begitu, potensi sagu di Indonesia akan semakin berkembang, dan dalam jangka waktu tertentu akan dapat menggantikan bahan pangan lokal utama, yaitu beras. Serta akan meningkatkan produktivitas sagu nasional secara berkelanjutan.
Oleh : Raihan Satura
Referensi :
- https://indonesia.go.id/kategori/editorial/8481/lahan-sagu-terluas-di-dunia-peluang-ekonomi-dan-ketahanan-pangan-indonesia?lang=1 (Portal Informasi Indonesia)
- https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/6784 (Pertanian.go.id)
- https://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/30-lihat/1370-manfaat-sagu-mulai-dari-makanan-pokok-hingga-industri-tekstil (UNAIR.AC.ID)

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Masa Depan Sagu di Tanah Indonesia
Kamis, 22 Agustus 2024 06:01 WIBArtikel Terpopuler